Friday, March 10, 2017

SAYA TAK BISA (Part I) oleh: Kairyadi Halim


Saya bukanlah pemain gitar, saya bukan, saya hanya bisa memegang sebuah gitar lalu mencoba memainkannya dengan kunci-kunci gitar yang sederhana atau dasar saja, saya tak mengerti kunci lainnya, apalagi kalau saya harus memainkan gitar seperti seorang pemain gitar dalam sebuah band, yang memainkan gitarnya dengan begitu mempesona, jari-jarinya berkeliaran seperti bernyawa, memberikan sebuah melodi yang begitu indah untuk di dengarkan. Tidak, saya tidak bisa.

Saya juga bukanlah seorang pemain bas, sebuah alat musik yang mungkin hanya beberapa kali saya memegangnya selama ini, hanya memegang saja, tak pernah sekalipun saya memainkannya karena memang saya tak mengerti sama sekali bagaimana memainkan alat music ini, saya tak tahu harus menekan senar yang mana atau bagian mana ketika mencari nada C misalnya. Tidak, saya tidak bisa.

Saya juga tak mengerti bagaimana saya harus memainkan sebuah alat music yang berbentuk seperti papan yang berisikan jajaran kotak-kotak kecil yang berwarna hitam dan putih, alat music yang begitu indah yang dinamai piano atau keyboard ini begitu menggoda untuk memainkannya, hanya saja saya tidak tahu bagaimana caranya, yang sering saya lakukan ketika berhadapan dengan alat music ini hanya sekedar mencari di mana nada untuk do, re, mi, fa, sol, la, si & do, itu saja yang saya dapat lakukan jika saya berhadapan dengan alat music ini, tak lebih dari itu. Tidak, saya tidak bisa.

Jejeran tabung di tempatkan pada tempatnya yang anggun, hingga kalau di lihat terlihat seperti monster yang sedang duduk dengan tenang, jejeran ini kemudian di lengkapi dengan berbagai piringan logam, kalau terlihat dari kejauhan seperti Ufo, haha. Jejeran tabung di lantai ini di buat sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bentuk yang simetris, tabung kecil, sedang maupun besar, di susun demikian rapi sehingga terlihat begitu enak untuk di pandang, dan di sediakan sebuah kursi yang berguna bagi seseorang yang dapat memainkannya, seingat saya, saya memainkan alat ini mungkin 20 tahun yang lalu, itupun bukan memainkan mungkin, hanya memukul saja. saya juga tidak bisa memainkannya, kalau asal memukul tabung sih mungkin siapapun bisa melakukannya, hanya kalau memainkan secara serius maka saya angkat tangan, saya tak mengerti sama sekali bagaimana caranya. Mungkin saya menjadikan tempat untuk berpose ketika berfoto saja. Tidak, saya tidak bisa.

Sebuah corong sedang berdiri dengan tegak, menanti dengan sabar munculnya sebuah suara untuk di terimanya dengan baik, apakah sebuah suara yang demikian merdu yang menggugah hati atau mungkin pula sebuah suara yang menggelegar yang memuntahkan isi hati sang pemilik suara yang terisi penuh oleh kemarahan, kemuakan, kebencian, derita atau apapun. Apapun suara itu dia akan menerima dengan baik, hanya saja saya juga tak bisa melakukan apapun ketika misalnya saya di beri sebuah corong ini di hadapan saya, dan saya di minta untuk menyanyi, keringat dingin saya akan muncul dengan seketika dan tanpa sadar saya akan menjadi panic, jantung berdebar dengan keras, hingga sayapun terdiam. Maaf saya juga tak bisa.

Saya juga bukanlah orang yang dapat di ajak untuk bergabung dalam sebuah kelompok orang yang begitu berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya untuk menyokong berbagai band atau penyanyi yang akan tampil dalam sebuah konser, festival atau juga sebuah pesta setingkat RT sekalipun. Saya tak bisa, bukan saya tak mau tapi saya memang tak memiliki keahlian yang dapat di gunakan untuk kelompok ini.

Saya pula bukanlah seseorang yang dapat anda jadikan sebagai media penghubung antara berbagai band atau penyanyi yang ada di luar Indonesia sana. Saya tidak dapat berbicara dengan lancar sebuah bahasa internasional, mungkin hanya Yes dan No saya masih bisa. Bahasa internasional adalah sesuatu yang sangat di perlukan untuk hal ini. Bahasa menjadikan kita dekat dengan siapapun itu dan dimanapun itu. Dan maaf saya tidak bisa juga.

Saya juga tak ada kemampuan untuk misalnya menjadi seseorang yang begitu idealis mengenai sesuatu dan prinsip itu di pegangnya tanpa goyah sama sekali karena kecintaan yang mendalam akan sesuatu tersebut. Dan seseorang itu juga di topang dengan kemampuan finasial untuk melaksanakan suatu hal yang dia cintai. Saya tak punya kemampuan untuk memproduksi berbagai bentuk fisik dari music dari sebuah band atau penyanyi yang begitu sangat saya cintai atau saya juga tak mampu untuk hanya sekedar memproduksi ulang berbagai jenis bentuk fisik dari sebuah band atau penyanyi yang telah lampau, yang mana produksi ulang ini agak khalayak ramai tahu dan lebih mengenal band atau penyanyi tersebut adalah sesuatu yang patut untuk di miliki atau di koleksi. Saya juga tak bisa itu.

Saya juga bukanlah seseorang yang dapat anda panggil atau undang, untuk kemudian saya di haruskann untuk memberikan pendapat saya sendiri mengenai layak atau tidaknya sebuah band atau seorang penyanyi menunjukkan keahliannya di hadapan khalayak ramai yang menjadi penilai mereka. Siapalah saya untuk dapat melakukan hal tersebut, yang mana saya seperti sedang bermain dengan hidup sebuah band atau seorang manusia. Saya tidak bisa melakukannya.

Lalu apa yang saya bisa lakukan ?

Yang saya bisa lakukan hanyalah di awali dari sebuah peralatan elektronik tua yang begitu berat untuk di angkat, begitu beratnya hingga membuat tangan menjadi pegal kalau saya memindahkannya, hahaha serunya memiliki sebuah radio tua nan jadul. Saya hanya bisa terdiam di depan radio tersebut untuk sekedar mendengarkan sebuah lagu. Aku memulai segalanya dengan memindahkan frekuensi secara manual melalui sebuah panel putar, lalu cerita berubah menjadi……………………

Sebuah Radio, Sebuah Ruang dan Sepasang Telinga.


Stasiun 1 :
Apa yang anda rasakan ketika sebuah lagu dengan judul Kalangkang dari suara merdu Nining Meida mengalun di relung kosong telinga anda yang sedang beristirahat dengan tenang di sebuah ruang ? apa anda tertarik dengan lagu itu, dan dapat menikmati lagu dengan nyaman ? apa anda tahu kalau lagu tersebut adalah lagu dari sebuah album dengan judul yang sama yang menurut catatan terjual lebih dari 2 juta copy, bisa anda bayangkan bagaimana sebuah lagu yang begitu indah dan sederhana dapat menghantam pasar music dengan gagahnya ? ataukah anda merasa tidak nyaman karena lagu tersebut bukanlah lagu dari music yang anda suka ? Anda akan melanjutkan lagunya sampai habis atau anda akan berpindah stasiun radio bro ke stasiun lain ? atau anda lebih memilih seorang bernama Detty Kurnia dengan lagu : Mawar Bodasnya ? Oh atau mungkin anda lebih menyukai seorang Yayat Jatnika dengan lagu Hampura ? …..oh bukan juga kawan, oh mungkin anda lebih suka dengan suara sang legenda Darso dengan lagunya Kabogoh Jauh ? Atau anda suka dengan sebuah karya seni maha keren dari daerah sunda yaitu Wayang Golek bro, sebuah maha karya yang tidak ada duannya, bercerita tentang kehidupan, manusia, Tuhan dan lain sebagainya, atau anda mungkin juga suka dengan Wayang Bodorannya bro, Si Cepot – Beger ? Si Cepot – Katempuhan Buntut Maung ? masih bukan juga kawan……….okay dah mari kita pindah frekuensi !


Stasiun 2 :
Lalu apa yang akan anda pikirkan ketika kini sebuah lagu dengan judul : Selamat Malam yang di nyanyikan dengan sangat indah dan merdu oleh si geulis Evie Tamala menghantam telinga anda dengan liar dan tanpa jeda ? apa anda akan berpikir “hei lagu apa juga ini, ah kagak level gua ama lagu ginian”, itu yang ada di pikiran anda ? Atau anda akan berpikir : “wuih edan ini lagu kok bisa sekeren ini yah”. Atau bagaimana jika lagu ini kemudian berakhir dan anda lalu mulai mendengarkan kembali sebuah lagu yang kini di nyanyikan oleh Mega Mustika dengan judul : Bukan Yang Pertama, apa anda masih saja nga bisa menerima music ini ? Why ? masih kagak level bro ? bagaimana kalau dengan lagu Meggi Z – Cinta Hitam ? atau lagu sang raja dangdut Rhoma Irama – Begadang ? nga juga bro ? atau lagu Elvy Sukaesih - Sumpah Benang Emas ? nga ? atau sebuah lagu keren edan dari A.Rafiq - Pandangan Pertama ? Mansyur S – Penantian ? Muchsin Alatas – Pasrah ? Itje Trisnawati - Duh Engkang ? kagak juga nempel di hati bro ? Jhony Iskandar - Bukan Pengemis Cinta ? Ikke Nurjanah – Terlena ? Iis Dahlia - Tamu Tak Diundang ? Mirnawati - Bukan Tak Mampu ? Mirnawati Dewi - Aku Tak Butuh Cinta ? Leo Waldy - Tak Sebening Hatiku ? Ona Sutera - Terbayang Bayang ? masih kagak bro? anda masih tidak bisa menerima semuanya ? okay ini yang terakhir nih, lagu Caca Handika - Undangan Palsu ? nga juga bro, masih anda tak suka dengan music ini ? baik silahkan anda pindah frekuensi bro !


Stasiun 3 :
Kemudian tanpa anda inginkan, sebuah lagu dengan judul : Angin Malam yang di nyanyikan oleh salah satu legenda penyanyi Indonesia bernama : Broery Pesolima, mengalun dengan sangat indah di udara kosong yang ada di sekitar anda untuk kemudian hinggap di telinga anda yang sedang terdiam menunggu dan mencari suara, kawan.. apa yang kemudian akan anda lakukan selanjutnya ? Melanjutkan santapan bagi telinga anda dengan lagu itu atau anda akan menutup telinga anda karena anda begitu bosan dan sebal mendengarnya ? itukah anda ? Lalu anda kemudian meninggalkan ruang anda dengan harapan lagu tersebut akan cepat habis untuk berganti dengan lagu lainnya, apa lagu : The Mercy’s – Love akan menggugah perasaan anda ketika lagu ini mulai menggantikan lagu sebelumnya, atau anda tetap saja berada di luar ruang ? Ah mungkin anda akan memilih sebuah lagu dari : D’lloyd – Cinta Hampa, sebuah lagu yang berirama melayu ? …apa anda sudah ada du ruang anda ?.....oh atau kita jajal sebuah lagu dari : Bing Slamet – Risau ? ….ehm anda mulai merasa mual dengan lagu – lagu tadi di atas…….atau mungkin kita ubah dengan lagu dari Koes Plus – Why Do You Love Me ? Lagu Eddie Silitonga – Mama ? Lagu Bob Tutupoly – Widuri ? Lagu The Crabs – Duri dan Cinta ? Lagu Panbers - Musafir ? ....tidak ? masih saja anda di luar ruang anda……kalau begitu masuklah anda dang anti frekuensi anda.


Stasiun 4 : 
Lalu tak lama di kejauhan anda di paksakan untuk mendengarkan sebuah lagu lagi dengan judul : First Love yang di nyanyikan dengan sangat bersahaja oleh seorang penyanyi dengan nama : Nikka Costa……everyone can see there’s a change in me…… sebuah lagu yang begitu keren untuk di dengarkan apalagi ketika anda sedang jatuh cinta dengan seseorang. Lagu ini cucok bener bro. Nah apa akan anda lanjutnya lagunya atau anda akan meninggalkan ruangan anda [ lagi ] untuk pergi ke tempat lain karena anda benci lagu yang sedang mengalun tersebut ? atau anda tetap diam di ruangan anda menikmati lagu yang indah tersebut ? atau anda berharap lagu akan cepat selesai dan berganti misal dengan : Andy Williams – Love Story, oh atau anda inginkan lagu dari : Aphrodite Child – Rain & Tears, atau Lagu Bridge Over Troubled Water dari Simon & Garfunkel ? Lagu I'll Be There dari The Jackson 5 ? Lagu Close To You dari Carpenters ? tidak juga bro ? atau lagu Make It With Me dari Bread ? Venus dari Shocking Blue ? How Can You Mend A Broken Heart dari legenda The Bee Gees ? atau lagu The First Time Ever I Saw Your Face dari Roberta Flack ? lagu Without You dari Nilsson ? atau The Way We Were dari Barbra Streisand ? atau anda tetap berharap untuk tidak mendengarkan jenis lagu seperti ini ? nah loh !............anda lalu mengganti kembali frekuensi…


Stasiun 5 :
Tak lama terdengar suara music yang begitu megah yang menghantam seisi ruangan dengan suara berbagai jenis alat music yang dimainkan dengan indah oleh begitu banyak musisi yang kemudian di kenal dengan sebuah orchestra. Haha anda sedang mendengarkan sebuah karya dari composer asal Jerman Ludwig Van Beethoven dengan karyanya yang berjudul : Symphony No. 9 in D minor, Op. 125 yang mana di dalamnya terdapat sebuah komposisi keren nan gelo edan berjudul “Ode To Joy”. Apa yang terasa di dada anda teman, di mana sebuah lagu yang demikian agung di hantamkan ke telinga anda, seraya kemudian pikiran anda akan menjadi kalut atau kah anda bisa mencernanya dengan baik, hingga anda dapat menikmati sebuah maha karya dari sebuah music Klasik. Ataukah anda merasa kalau music macam itu adalah music untuk mereka yang telah lanjut usia dan kuno ? Oh mungkin anda lebih menyukai komposisi dari Johann Sebastian Bach ? Wolfgang Amadeus Mozart ? Richard Wagner ? Joseph Haydn ? Johannes Brahms ? Franz Schubert ? Robert Schumann ? Handel Friedrich Georg ? Pyotr Ilyich Tchaikovsky ? Felix Mendelssohn-Bartholdy ? Franz Liszt ? Frederic Chopin ? Igor Stravinsky ? Dvorak Antonin ? Giuseppe Verdi ? Gustav Mahler ? Sergei S. Prokofiew ? Dmitri Shostakovich ? Richard Strauss ? ehmmmm atau Niccolò Paganini ? tidak juga bro ? Bukan ? Bukan music yang sesuai dengan jiwa anda ? baik…..kita pindah….


Stasiun 6 :
“I’ve got a cold, cold feelin; It’s just like ice around my heart / I’ve got a cold, cold feelin; It’s just like ice around my heart / I know I’m gonna quit somebody, every time that, feelin’ starts…. Albert Collins memainkan sebuah lagu dengan judul Cold, Cold Feeling, dia petik gitarnya untuk memberikan sebuah sensasi “kelam” dan “dingin” di lagu ini, gitar di petik tanpa pick guitar, hingga suara yang begitu alami dari sebuah gitar elektrik menjadikan suasana bertambah dingin, sebuah lagu blues yang di mainkan di sebuah gitar tua, namun ketika suara gitar tersebut menyentuh hati anda maka dengan seketika anda akan tahu bahwa sebuah lagu yang di buat dengan demikian menjiwai akan menjadi begitu sangat menarik untuk anda selami lebih lama….apa anda begitu kawan ? atau anda tidak pernah tertarik dengan lagu yang menyayat hati seperti itu, di mana berbagai kesedihan dalam hati yang begitu dalam di salurkan melalui sebuah lagu yang di buat dengan begitu “kejam” ? Oh atau mungkin anda lebih suka dengan penyanyi lainnya…Eric Clapton kah ? B.B. King kah ? John Mayall kah ? Robert Johnson kah ? T-Bone Walker kah ? Muddy Waters kah ? John Lee Hooker kah ? Elmore James kah ? Stevie Ray Vaughan kah ? Howlin' Wolf kah ? Sonny Boy Williamson kah ? Charles Brown kah ? Albert King kah bro ? masih bukan juga, bagaimana Blind Willie Johnson kah ? Big Mama Thornton ? atau music ini akan anda lewati saja dari telinga anda ? iya bro ? baiklah kita pindah lagi……..


Stasiun 7 :
Penyanyinya berkumis bro, ada janggutnya juga, pakai topi, celana biasa jean dan pakai kemeja lalu pakai vast, hah keren deh cui, bergaya pokoknya ala koboi, memang dia salah satu penyanyi music country yang keren bro. Sebuah lagu dari Don Williams – I Believe In You, sebuah lagu yang di nyanyikan Don dengan sangat indah, sebuah lagu country yang memang sangat “country”. Haha. Apa anda suka music Country teman ? tidak suka ? bukan selera anda bro ? atau bagaimana dengan menilai music yang ber genre begitu Amerika ini ? Bagaimana kalau yang bernyanyi adalah Willie Nelson ? atau Vince Gill ? atau Alan Jackson ? atau Tim McGraw ? atau Kenny Rogers ? atau Randy Travis ? atau Hank Williams, Jr ? atau Patsy Cline ? atau Tammy Wynette ? atau band bernama : Alabama ? atau Conway Twitty ? atau si cantik nan ayu : Shania Twain ? atau Reba McEntire ? atau Garth Brooks ? atau George Strait ? atau George Jones ? atau Dolly Parton ? atau sang legenda : Johnny Cash ? atau Melle Haggard atau tanyakan pada diri anda apa ada yang anda sukai di music ini ? kalau memang tidak ada kita berpindah lagi bro.



Stasiun 8 :
Channel radio di geser sikit hingga akhirnya ada sebuah lagu lain kembali terdengar, ehmmm sebuah lagu Acoustic yang terdengar begitu catchy di telinga, music yang melodius, santai, keren dan sekaligus juga sangat imajinatif, anda suka lagu dari Acoustic Alchemy – Some Road Some Reason kawan ? atau anda lebih suka dengan lagu dari Fourplay ? Lee Ritenour ? Special EFX ? The Rippington ? oh Chick Corea ? atau si super jenius Miles Davis ?...nga juga ? atau Glenn Miller ? Salena Jones yang bervokal ? oh mungkin Spyro Gyra ? atau Yellow Jacket dah ? oh mungkin band jepang dah Casiopea ? atau band si Mark King, Level 42 ? kagak juga ? bagaimana dengan The Manhattan Transfer kawan ? kurang mengigit yah …..ehmmm mungkin Al Di Meola ? Jean Luc-Ponty ? oh…….Gadd Gang kali yah ? bukan juga ? bagaimana dengan si jenius lagi nih John McLaughlin ? atau Mezzoforte ? Yellow Jackets ? Uzeb ? Dave Grusin ? John Coltrane ? Duke Ellington ? Louis Armstrong ? Ahmad Jamal ? Count Basie ? Benny Goodman ? Thelonious Monk ? Dizzy Gillespie ? Nat King Cole ? Dave Brubeck ? Oscar Peterson ? Wynton Marsalis ? Louis Armstrong ? Frank Sinatra ? Ella Fitzgerald ? Sarah Vaughan ? Dinah Washington ? Nina Simone ? ……………tak ada jawaban !


Stasiun 9
Channel kembali anda ganti ! kini yang mulai terdengar hanya sebuah lagu tanpa ada suara manusia yang bernyanyi, hanya suara instrument music saja yang terdengar dengan sangat indah, indah laksana anda sedang melayang terbang di udara, music yang begitu lembut di telinga, kadang terdengar begitu banyak alat music yang di mainkan, kadang hanya sebuah alat music saja yang ber peran, kita yang mendengar seperti kini sedang hidup di sebuah dunia yang lain selain bumi. Synthesizer memang sebuah alat music yang begitu ajaib yang pernah di buat oleh manusia, sebuah alat music yang dapat membuat anda lupa kalau anda sedang berada dan menapak di bumi. Hahahaha. Bagaimana dengan sebuah lagu dari Kitaro - Silk Road, apa anda suka kawan ? atau lagu Vangelis – Chariots Of Fire atau lagu Pulstarnya ? nga suka bro ! bagaimana dengan Yanni ? Clannad ? Enya ? Enigma ? Andreas Vollenweider ? Deep Forest ? Mike Oldfield ? Jean-Michel Jarre atau Tangerine Dream ?? …..hadeuh masih nga suka juga bro dengan music super edan keren mereka ?.....ya sudah kita pindah lagi…


Sudah bosan bro dengan radio, bagimana kalau kita mulai menjelajah music menggunakan format fisik music paling terkenal di era awal 80an ?......kaset ! si kotak berukuran 11 x 7 x 1,7 cm yang tiada duanya. Dengan dukungan sebuah tape dan akhirnya cerita berganti kembali :


KE : SAYA TAK BISA part II




No comments: