Thursday, November 19, 2009

Satim - Musisi Zebracross

Lagu sunda yang dinyanyikan Satim, dibawakan dengan logat jawa, membuat musik seniman jalanan tunanetra itu terdengar unik. Hampir setiap hari Satim dengan nyanyian dan kecapinya ngamen di sekitar kantor Pos Sukabumi. Meski asli dari Cilacap tapi mungkin hanya Satim-lah satu satunya yang setia menghembuskan nafas parahiangan di sepanjang Jl. Jend. A. Yani, tidak perduli dengan gelegar Niji atau ST12 yang berdebam dari speaker penjual CD bajakan disekitarnya. Satim adalah musisi sejati, bernyanyi dari hatinya, tidak minta dikasihani, dan dibayar karena musikalitasnya.

Monday, November 16, 2009

The Vinyl Factory Manufacture

The Vinyl Factory Manufacture from thevinylfactory on Vimeo.

Duo Hamid - Engkan

10 November 2009, Gg. Tjipelang Leutik, Sukabumi. Duo ini akhirnya harus turun kejalan, setelah pesta pesta pernikahan kini sudah tidak lagi tertarik untuk memakai jasanya. Saat ini mereka terpaksa harus menerima kenyataan bahwa musik warisan leluhur dan tingginya musikalitas mereka hanya berharga Rp 20.000 - 30.000 sehari.

Location : Tjipelang leutik alley, City of Sukabumi, West Java, Indonesia
This two have to move their show, down to a small alley since all wedding party do not care to use their show anymore. Mostly, the weds are using modern band or local band known as dangdut.
They have to accept reality that today, our "almost gone, nobody care" heritage, their musical play, are only worth no more than 20.000 to 30.000 Rupiah a day (US $2 - US $3).

Decent meals cost about 8.000 rupiah for one person for one time eat only, so 1 day 3 times eat, would cost about 24.000 rupiah (around US $2,5) for one person only.(translated by Bud Weiser)

Wednesday, November 4, 2009

Coyor Panon vs Doo Rag - Awang Awangsih vs Galactic

Russian Vinyl Collecting

Berkhayal Itu Produktif

Suatu malam tahun 1987, Jimi Hendrix menemui Miles Davis untuk membicarakan rencana kolaborasi musik diantara mereka. Miles antusias menyambut ide itu. Setelah ngobrol lama soal konsep, mereka mulai mengandai andai siapa saja musisi pendukung yang akan dilibatkan kelak. Yang pertama adalah drummer. Siapa yang akan mereka pilih untuk jam session itu?. Beberapa nama mulai disebutkan, dari Billy Cobham, Dave Weckl sampai Neil Peart. Namun akhirnya pilihan jatuh pada Lars Ulrich, karena mereka menginginkan sound yang tak biasa dalam musiknya. Saat itu juga Ulrich, yang kebetulan berada dalam satu gedung apartemen dihubungi lewat telepon. Sempat kaget mendengar tawaran itu, Ulrich yang tak mungkin menolak dengan girangnya bergegas menuju lift, naik ke lantai 5 dimana jimi dan Miles sedang kongko di sebuah cafe.
'Imagination is more important than Knowledge. For knowledge is limited to all we know and understand. While imagination embraces the entire world. And all there ever will be to know and understand.'' -Albert Einstein- 
juz my dream jam since in senior hi, who else likes this formation?
3 orang kini berkumpul dalam satu meja, dan akhirnya mereka bersepakat dan menyetujui Tito Puente untuk perkusi, Steve Harris (Iron Maiden) pada bass dan Keith Emerson (ELP) mengisi posisi keyboard.
Peristiwa di atas memang tidak pernah terjadi di alam nyata. Itu hanyalah salah satu khayalanku _di salah satu malam_ waktu SMP dulu. Fantasi seperti itu selalu terlintas di benak setiap mau tidur. Dalam proses menuju kantuk itu saya selalu menatap lemari tempat bersemayamnya koleksi kaset, CD dan piringan hitam, sambil membayangkan “peristiwa” apa saja yang terjadi di dalamnya. Lemari itulah “apartemen” tempat tinggal Lars Ulrich dll. Dalam cerita di atas. Saya membayangkan apa yang terjadi jika para musisi di kaset/CD/piringan hitam dalam lemari itu keluar dari “kemasannya” masing masing untuk berjam session. Sangat bebas saya berkhayal. Bisa saja Max Roach main bareng Slayer atau Megadeth, Atau James Brown main bareng Motorhead dan AC/DC. Bahkan Public Enemy ketemu Anthrax pun sudah pernah kejadian dalam khayalku jauh sebelum Rick Rubin punya ide.

Jika tidak berakhir dengan pulasnya tidur, adakalanya kembali lampu kunyalakan lalu tumpahlah semua fantasi itu kedalam kertas berupa sketsa pensil, menggambarkan bagaimana kalau mereka benar benar tampil dalam satu panggung berjam session. meskipun saya tidak pernah tahu bentuk detail dari instrumen yang saya gambar. Misalnya mellotron atau mini moog, yang sekalipun belum pernah melihatnya secara langsung saat itu.


Kebiasaan berkhayal ini terus berlanjut sampai sekarang dan seringkali berhasil tertuang secara grafis. bedanya kini bukan gambar tangan lagi, melainkan dengan rekayasa foto. Semua jadi lebih mudah karena adanya photoshop dan sumber informasi gambar yang berlimpah di internet. 

Dalam pengalaman saya, banyak ide dan gagasan baru yang kemudian muncul didasari oleh khayalan khayalan saya diatas, baik itu remix, mashup, fotografi, film bahkan komposisi musik, yang lahir dari akumulasi sekian banyak imajinasi yang pernah berkeliaran dalam otak saya sejak kecil.

Kesimpulannya, Imajinasi atau yang biasa kita sebut dengan bekhayal merupakan salah satu sifat manusia yang penting, banyak sekali manfaat berkhayal atau manfaat berimajinasi bagi kita tapi berkhayal yang positif. contohnya saja berkhayal menjadi seorang astronot, maka secara tidak sengaja kita semakin ingin tahu tentang apa itu astronot, apa pekerjaan astronot dan disengaja atau tidak kita telah belajar sedikit mengenai arti astronot.
who do you want for the bass player and the drummer?

Di dalam buku The World is Flat dikatakan bahwa satu hal yang sangat penting dalam Globalisasi 3.0 adalah imajinasi. Mengapa begitu ? Sebab perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat segala sesuatu dengan segera menjadi komoditas. Di buku itu misalnya, diceritakan tentang sebuah perusahaan seni yang mengalami kesulitan untuk bersaing dalam Globalisasi 3.0 ini. Dulunya mereka bisa mengandalkan keterampilan mereka untuk membuat sebuah karya yang dijual dengan harga layak kepada pelanggan. Namun sekarang, tuntutan pelanggan semakin besar. Mengapa ? Sebab kemajuan teknologi membuat orang yang dulunya biasa-biasa pun sekarang tampak seperti artis profesional. Teknologi membantu mereka untuk membuat karya yang dulunya hanya bisa dibuat oleh orang dengan ketrampilan khusus. Bahkan perusahaan itu mengeluh bahwa mereka harus berhadapan dengan individu-individu yang berani mengerjakan hal yang sama dengan harga jauh lebih murah !

Hal serupa terjadi juga di tempat-tempat lain. Makin banyak pekerjaan yang sekarang bisa digantikan dengan komputer. Software keuangan seperti Intuit Quicken atau Microsoft Money misalnya, dapat membuat setiap orang menjadi konsultan keuangan mereka sendiri.

Dalam keadaan seperti itu, yang menjadi kunci keunggulan adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa dijadikan komoditas, dan hal itu adalah imajinasi. Imajinasi inilah kunci keunggulan yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh teknologi. Dengan imajinasi kita bisa mengolah berbagai ramuan yang ada untuk menciptakan rasa baru yang unik dan tidak ada di tempat lain. Kita bisa membuat inovasi dan kreasi baru yang membuat diri kita berbeda dengan orang lain.

Contoh yang sangat baik adalah Apple. Perusahaan ini benar-benar mengembangkan budaya kreatif yang memicu imajinasi. Dari kekuatan imajinasi inilah Apple membuat terobosan demi terobosan yang membuat perusahaan mereka lain dari yang lain. Seperti ditulis di post Apple – Kekuatan Imajinasi, berdirinya Apple dimulai dengan imajinasi sekelompok anak muda untuk membuat komputer pribadi yang dapat terjangkau oleh semua orang. Imajinasi merekalah yang membuat kumpulan anak muda ini dapat melampaui perusahaan-perusahaan komputer besar yang sudah mapan pada waktu itu. Saat ini pun, produk-produk populer Apple seperti iPod dan iTunes lahir dari imajinasi yang menembus batas-batas. Seperti yang ditulis dalam post Perusahaan Paling Inovatif 2006, Apple menggabungkan tidak kurang dari tujuh jenis inovasi untuk mensukseskan iPod dan iTunes.

Berarti kalau mau disimpulkan, satu hal yang sangat penting untuk sukses dalam globalisasi 3.0 ini adalah mengembangkan imajinasi.