Sunday, December 28, 2008

Vagetoz ( Sony Music Indonesia )

Album: Sesuatu Yang Beda
2007Photography & Graphic Design By Kassaf

Ide awal, saya berfikir sebuah panggung puppet show, namun kali ini, meskipun memakai kamera digital, ada keinginan untuk mengembalikan "roh" fotografi dengan meminimalkan manipulasi komputer pada fotonya. Dengan tone asli dari kamera Infrared (tanpa di olah warna) saya berusaha mendapatkan image emo dan sedikit goth dalam nuansa fotonya.
Sempat shock dengan konsep ini, tapi Vagetoz akhirnya setuju untuk digantung beneran, sekalian refreshing setelah menjalani proses recording yang melelahkan. Foto ini dibuat dengan memakai kamera Infra Red untuk mendapatkan kesan puppet nya.

Saturday, December 27, 2008

Emmy Labib ( B Entertainment & Alfa Records )

Album: Secara Aku Wanita
2008
Photography: Anton Ismael
Retouched by Kassaf
Graphic Design & Artwork: Kassaf

Monday, December 22, 2008

Indonesia '98 - the burried and forgotten album


"Kita mengalami penindasan selama 30 tahun, kemudian tiba-tiba kita merasa di bebaskan, yang terjadi bukan lagi transition to democracy, tetapi ledakan demokrasi" (Arif Budiman - 1998)


State Of Hate
Kassaf + Homicide + Arif Budiman
Rise Above
Kassaf + Taufiq Ismail
Kampret
Klinik Paranormal
Another Society Killer (ASK)
Electrofux
Suara Hidung
Kassaf + Robin Malau + Ikranagara


Sekedar berbagi kenangan, sekumpulan lagu, 5 yang tersisa dari 10 lagu yang kami bikin bersama pada saat krisis politik 1998. Sebagaimana yang ditulis Jeremy Wallach dalam bukunya Modern Noise, Fluid Genres, album ini adalah satu dari sekian banyak gerakan musikal non profit yang timbul sebagai reaksi terhadap semakin memburuknya kondisi sosial politik saat itu. Meski mungkin tak lagi menarik untuk disimak karena pegalnya kuping mendengar kata "Reformasi", namun kiranya lagu lagu ini bisa sedikit me-refresh ingatan kita bahwa ternyata rentang waktu 12 tahun yang telah kita lalui belum cukup mendewasakan perangai demokrasi negeri ini.

Album berawal dari keikutsertaan pada sejumlah aktivitas demonstrasi jalanan sekitar 1997-98. Sebagian besar rekaman audio orasi dari demo demo tersebut saya simpan. Dari suara yell, teriakan, pembacaan puisi, orasi orasi lantang, sampai suara siaran radio, termasuk letusan M16 dari aparat yang membuat lutut gemetaran, pokoknya merekam apapun sumber audio yang berkenaan dengan perlawanan terhadap tirani yang berkuasa saat itu. Biasanya data audio tersebut di remix di sebuah studio rekaman tempat saya bekerja dengan sembunyi sembunyi karena takut ketauan boss. Tak disangka ternyata si boss malah suka , setelah tak sengaja mendengar salah satu lagu. Maka atas dasar keprihatinannya terhadap situasi sosial dalam ngeri, ia pun menawari saya fasilitas penuh untuk memproduce lagu lagu itu jadi sebuah album, lengkap dengan bantuan penggunaan studio dan alat alatnya, gratis dan tanpa berorientasi bisnis. Tanpa pikir panjang saya langsung mengontak kawan kawan, diantaranya Homicide, Robin Malau dan Electrofux dari Bandung, Apple Pie dan Klinik Paranormal dari Jakarta datang untuk bergabung dalam project ini, mengolah semua data audio hasil rekaman tersebut dengan gagasan, pemikiran dan musiknya masing-masing. bukan uang, bukan ranking, bukan popularitas, tapi hanya untuk sebuah idealisme.

Sayang sekali kami kehilangan 2 master lagu dari Apple Pie, kalau tidak salah pita master nya ikut terbakar saat kerusuhan Mei 98 (dahulu rekaman masih pake pita reel 2 inch). Album ini hanya menyebar gratisan hand to hand dalam bentuk kaset (kaset bekas pula) untuk distribusi ke teman teman, termasuk radio radio kampus, dengan harapan bisa ikut menyemangati movement yang akan dilakukan.

Kiranya postingan ini bisa diterima sebagai bentuk penghargaan setinggi tingginya untuk semua rekan rekan gerakan aktivisme 98, khususnya kawan kawan yang dengan idealismenya telah mencurahkan tenaga, pikiran dan musikalitasnya untuk mendukung proyek album ini. Meskipun diantara kita kini mungkin sudah mengalami transformasi pemikiran dan faham nya masing masing, namun janganlah dilupakan bahwa kita pernah berada dalam sebuah movement untuk sebuah idealisme.
we shall maintain it.

Big Respect for:
-Homicide
-Ucok
-Lepe
-Aji
-Robin Malau (Puppen)
-Iman Fux (Electrofux)
-Apple Pie
-Cahyo
-Hengky
-Wawan
-Bato
-Klinik Paranormal
-Budi PM
-Teguh
-Ipoel
-Fajar
-Edy S (601 Studiolab)
-Dony Yovanka
-Rynol Sarmond (untuk foto covernya)
-Blend Rock
-Radio Universitas Pancasila
-Hamid Jabbar
-Taufiq Ismail
-Arif Budiman
-Ikranagara
-Indy
-Ayat
-M97 FM Jakarta
dan masih banyak lagi..(you know who you are)

Indonesia '98 - the burried and forgotten album


"Kita mengalami penindasan selama 30 tahun, kemudian tiba-tiba kita merasa di bebaskan, yang terjadi bukan lagi transition to democracy, tetapi ledakan demokrasi" (Arif Budiman - 1998)


State Of Hate
Kassaf + Homicide + Arif Budiman
Rise Above
Kassaf + Taufiq Ismail
Kampret
Klinik Paranormal
Another Society Killer (ASK)
Electrofux
Suara Hidung
Kassaf + Robin Malau + Ikranagara


Sekedar berbagi kenangan, sekumpulan lagu, 5 yang tersisa dari 10 lagu yang kami bikin bersama pada saat krisis politik 1998. Sebagaimana yang ditulis Jeremy Wallach dalam bukunya Modern Noise, Fluid Genres, album ini adalah satu dari sekian banyak gerakan musikal non profit yang timbul sebagai reaksi terhadap semakin memburuknya kondisi sosial politik saat itu. Meski mungkin tak lagi menarik untuk disimak karena pegalnya kuping mendengar kata "Reformasi", namun kiranya lagu lagu ini bisa sedikit me-refresh ingatan kita bahwa ternyata rentang waktu 12 tahun yang telah kita lalui belum cukup mendewasakan perangai demokrasi negeri ini.

Album berawal dari keikutsertaan pada sejumlah aktivitas demonstrasi jalanan sekitar 1997-98. Sebagian besar rekaman audio orasi dari demo demo tersebut saya simpan. Dari suara yell, teriakan, pembacaan puisi, orasi orasi lantang, sampai suara siaran radio, termasuk letusan M16 dari aparat yang membuat lutut gemetaran, pokoknya merekam apapun sumber audio yang berkenaan dengan perlawanan terhadap tirani yang berkuasa saat itu. Biasanya data audio tersebut di remix di sebuah studio rekaman tempat saya bekerja dengan sembunyi sembunyi karena takut ketauan boss. Tak disangka ternyata si boss malah suka , setelah tak sengaja mendengar salah satu lagu. Maka atas dasar keprihatinannya terhadap situasi sosial dalam ngeri, ia pun menawari saya fasilitas penuh untuk memproduce lagu lagu itu jadi sebuah album, lengkap dengan bantuan penggunaan studio dan alat alatnya, gratis dan tanpa berorientasi bisnis. Tanpa pikir panjang saya langsung mengontak kawan kawan, diantaranya Homicide, Robin Malau dan Electrofux dari Bandung, Apple Pie dan Klinik Paranormal dari Jakarta datang untuk bergabung dalam project ini, mengolah semua data audio hasil rekaman tersebut dengan gagasan, pemikiran dan musiknya masing-masing. bukan uang, bukan ranking, bukan popularitas, tapi hanya untuk sebuah idealisme.

Sayang sekali kami kehilangan 2 master lagu dari Apple Pie, kalau tidak salah pita master nya ikut terbakar saat kerusuhan Mei 98 (dahulu rekaman masih pake pita reel 2 inch). Album ini hanya menyebar gratisan hand to hand dalam bentuk kaset (kaset bekas pula) untuk distribusi ke teman teman, termasuk radio radio kampus, dengan harapan bisa ikut menyemangati movement yang akan dilakukan.

Kiranya postingan ini bisa diterima sebagai bentuk penghargaan setinggi tingginya untuk semua rekan rekan gerakan aktivisme 98, khususnya kawan kawan yang dengan idealismenya telah mencurahkan tenaga, pikiran dan musikalitasnya untuk mendukung proyek album ini. Meskipun diantara kita kini mungkin sudah mengalami transformasi pemikiran dan faham nya masing masing, namun janganlah dilupakan bahwa kita pernah berada dalam sebuah movement untuk sebuah idealisme.
we shall maintain it.

Big Respect for:
-Homicide
-Ucok
-Lepe
-Aji
-Robin Malau (Puppen)
-Iman Fux (Electrofux)
-Apple Pie
-Cahyo
-Hengky
-Wawan
-Bato
-Klinik Paranormal
-Budi PM
-Teguh
-Ipoel
-Fajar
-Edy S (601 Studiolab)
-Dony Yovanka
-Rynol Sarmond (untuk foto covernya)
-Blend Rock
-Radio Universitas Pancasila
-Hamid Jabbar
-Taufiq Ismail
-Arif Budiman
-Ikranagara
-Indy
-Ayat
-M97 FM Jakarta
dan masih banyak lagi..(you know who you are)

Wednesday, December 17, 2008

Papaweewee Mk II ( 1998 )



100.000.000 - Papaweewee
Produced by Kiki Assaf

Taufiq Ismail:
Saudara-saudaraku, 
Tidak ada dalam sejarah dunia 
Sekaligus seratus juta orang
Jatuh miskin dan menganggur
Seratus juta orang

Seratus juta pasang mata menatap langit
Seratus juta pasang mata menekur bumi
Apa yang terjadi, semua diam tak mengerti
Redupkanlah sang surya, redupkanlah sang bulan
Huh…hanya desah hanya resah tak menjawab
Lemas tak berdaya, telah pasrah
Inikah hidup yang pantas dijalani
Terbuang, begitu tak kuasa

*Seratus juta yang terhina
Menadahkan kedua tangan
Seratus juta yang terhina
Mengharapkan belas yang kuasa

Taufiq Ismail:
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang putus kerja 
dan makan setengah kali sehari
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang sakit ginjal, 
hamil tua dan radang paru-paru
Dari yang seratus juta itu
Berapa bayi yang tidak dapat susu 
dan makanan tambahan
Dari yang seratus juta itu
Berapa anak yang putus sekolah
dan orang tuanya habis kontrakan rumah
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang berubah ingatan 
dan semakin ditimbun hutang
Dari yang seratus juta itu 
Berapa yang kini tertawa-tawa sendiri 
dan berniat bunuh diri
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang makin penyakitan 
dan besok akan dikubur karena mati kelaparan

Back to *

Ketika seorang ibu merintih memecah batu
Ketika seorang bayi menangis dipangku ibu
Dihempas derita dibenamkan duka
Terjadilah sedih, terjadilah pedih
Lenyapkanlah, lumatkanlah, 
agar tak terasa, sebuah nilai kebenaran
Biar hilang, biar semua diam

Back to *









Papaweewee Mk II ( 1998 )



100.000.000 - Papaweewee
Produced by Kiki Assaf

Taufiq Ismail:
Saudara-saudaraku, 
Tidak ada dalam sejarah dunia 
Sekaligus seratus juta orang
Jatuh miskin dan menganggur
Seratus juta orang

Seratus juta pasang mata menatap langit
Seratus juta pasang mata menekur bumi
Apa yang terjadi, semua diam tak mengerti
Redupkanlah sang surya, redupkanlah sang bulan
Huh…hanya desah hanya resah tak menjawab
Lemas tak berdaya, telah pasrah
Inikah hidup yang pantas dijalani
Terbuang, begitu tak kuasa

*Seratus juta yang terhina
Menadahkan kedua tangan
Seratus juta yang terhina
Mengharapkan belas yang kuasa

Taufiq Ismail:
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang putus kerja 
dan makan setengah kali sehari
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang sakit ginjal, 
hamil tua dan radang paru-paru
Dari yang seratus juta itu
Berapa bayi yang tidak dapat susu 
dan makanan tambahan
Dari yang seratus juta itu
Berapa anak yang putus sekolah
dan orang tuanya habis kontrakan rumah
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang berubah ingatan 
dan semakin ditimbun hutang
Dari yang seratus juta itu 
Berapa yang kini tertawa-tawa sendiri 
dan berniat bunuh diri
Dari yang seratus juta itu
Berapa yang makin penyakitan 
dan besok akan dikubur karena mati kelaparan

Back to *

Ketika seorang ibu merintih memecah batu
Ketika seorang bayi menangis dipangku ibu
Dihempas derita dibenamkan duka
Terjadilah sedih, terjadilah pedih
Lenyapkanlah, lumatkanlah, 
agar tak terasa, sebuah nilai kebenaran
Biar hilang, biar semua diam

Back to *









Friday, November 21, 2008

Jazz Meeting

Recorded Live in Bandung on November 18 & 19, 1977


Maryono: Alto, Soprano & Tenor Saxophone, Flute

Elfa Secioria: Vibraphone

Bubi Chen: Electric & Acoustic Piano

Karim Suweileh: Drums

Perry Pattiselano: Electric Bass



Nada & Apresiasi

Ambon Jazz Rock

Jazz Masa Lalu dan Kini

Margie Segers "Jazz Vokal Indonesia"

Margie Segers "Semua Bisa Bilang"

How to service/repair/replace the height adjustment on a technics 1200/1210 MK 2 turntable part 1




This is a video showing you how you can serves/repair/replace the height adjustment on your technics SL 1200/1210 MK II.

This is quite a simple process and one that will save you money I went to my local electronics repair shop and asked for a quote and they said £60 to un-seize it and £80 to replace it thats before parts, thats just labor !!!!!!! I said wow thats steep and he said yeah well I got to strip the whole tone-arm apart it could take hours. What like 30 minutes, OH I GET IT yeah that sort of hours YEAH take the rubber bottom off stand around and scratch your balls and talk bollocks 30 minutes take out the tone arm assembly than take a break and drink tea for a further hour than replace the adjusting ring and stand around and scratch your balls and talk bullock for another half hour put it all back together and charge me £150, BARGAIN!!!!!

Sorry about the rant there, this is what pisses me off and the reason I do the videos because Im sorry but thats a rip of it absolute daylight robbery!

Information.
If you use WD40 to clean the threads it may be easier to spray the Wd40 into a cloth and wipe the threads rather than spraying Wd40 directly onto the threads in order not to coat everything with oil.
When you screw the adjusting ring back on (the bit you turn to heighten or lower the tone-arm) once you have screwed it all the way on you have to turn it back on its self (loosen it again) until it hits 0, but if you have to turn it to far back E.G more than half a turn the threads may not be lined up right and you may have to take it off again to realign the threads again.
Use a cotton bud or a small paint brush to apply the grease, it will be easier and get more grease into the threads without much effort.


LINKS.

If you would like more information on removing the screws from the bottom the link below takes you to another video were i go into more detail.
The part your interested in is about 2:55.

If you would like more information on removing the plastic buffer plate and its screws the link below takes you to another video were I go into more detail.
the part your interested in is about 3:30.

WARNINGS:
DO NOT use copper grease or lithium grease on any part of the turntable.
Make sure you store all of the screws and small pats safely so you dont lose them.


Yopie Item & His Combo





Wednesday, November 19, 2008

Kenangan Terakhir Bersama Pak Endi



20 Januari 2008, dua bulan sebelum Pak Endi tutup usia ( 1 Maret 2008 ) saya sempat mengabadikan kenangan terakhir bersama barber legendaris Sukabumi tersebut. Saat itu, saya mengantar lima anggota band country rock asal Sukabumi yang juga legendaris "Country Jack" untuk merapikan jenggot sebelum melakukan pemotretan cover album Reunion mereka.

Sebelumnya, kelima anggota band juga yang merupakan pelanggan tetap Endi sejak puluhan tahun lalu, langsung sepakat bercukur di sana ketika saya sarankan untuk merapikan jenggot sebelum pemotretan.

Sambil menunggu pak Endi bekerja, iseng iseng saya ambil beberapa shot untuk kenang kenangan. Rupanya foto foto ini memang menjadi kenangan terakhir kami bersama beliau.

Semua anggota band "Country Jack" pun sepakat untuk memasang foto foto ini di cover albumya kelak sebagai penghormatan terakhir buat Pak Endi. Selamat Jalan Pak Endi, RIP.

Sunday, November 16, 2008

Splash Band (Live di TVRI 1986)

Didi AGP: Bass
Cendy Luntungan: Drums
Dian AGP: Keyboards
Ubiet: Vokal
Yoyok: Saxophone
Eko: Gitar
Musisi Tamu: Indra Lesmana, Titi DJ, Gosepa VG
Pengarah Acara: Syam NM.


"Musik apa yang kita mainkan, pikirkan,
rasakan dan ciptakan saat ini
menentukan musik
inDOneSIa masa depan...
BIJAKLah dengan
MUSIKmu......."
( Diddi Agepe )








Saturday, November 15, 2008

Endi Cs - Barbershop Oldschool Sukabumi



Para lelaki yang pernah tinggal di kota Sukabumi pasti pernah bercukur di "Endi cs", atau paling tidak, tahu tentang barbershop oldschool yang paling lama bertahan ini. Suasana nya tidak banyak berubah sejak saya jadi langganan tetap semasa SD dan SMP ketika selalu bercukur bareng ayah saya (sekitar tahun 70-an).

Suasana yang selalu bikin rindu untuk kembali biarpun hanya untuk cukur jenggot. Suasana yang tenang di jalan Mayawati ditimpali sayup-sayup lagu keroncong siaran RRI dari radio transistor dan sesekali terdengar tawa para "grandpopz" yang bertarung catur di trotoar depan barbershop. Benar-benar suasana yang sulit ditukar dengan apapun, barbershop di hotel bintang lima sekalipun takkan sanggup menandingi suasana vintage di kedai cukur yang terletak di Jalan Mayawati No. 39 Sukabumi ini.Bedanya, sekarang tak ada lagi pertarungan catur, dan suara radio berganti suara televisi yang 10 tahun terahir ini mulai siaran 24 jam (dahulu TVRI mulai siaran jam 5 sore, jadi dari pagi sampai sore orang kebanyakan dengar radio).

Vega, seorang "vintager" yang juga "penikmat" suasana cukur Endi cs, kebetulan saat itu hendak bercukur, maka di temani oleh Pak Endi sendiri, jadilah mereka model-model saya.


Wednesday, September 24, 2008

Bubi di Amerika

Bubi Chen "Bubi di Amerika" (1984)
Side 1
  1. All Blues ( Miles Davis )
  2. Things Ain't What They Used To Be ( Duke Ellington / J. Mercer )
  3. I Can't Get Started ( D. Vernon / I. Gershwin )*
  4. How High The Moon ( Lewis/Hamilton )
  5. Autumn Leaves ( J. Kosma/J. Mercer )
Side 2

  1. C Jam Blues ( Duke Ellington )*
  2. Someday My Princ Will Come ( F. Churchill / L. Morey )*
  3. Body And Soul ( E. Heyman / R. Sour / J. Green / Eyton )
  4. Jango ( J. Lewis )
  5. Oleo ( S. Rollins )
Bubi Chen: Piano Akustik
John Heard: Bass Akustik
Albert "Tootie" Heath: Drums

* Bubi Chen: Piano Akustik
Paul Langosh: Bass Akustik



Beli Album ini tahun '86 di Hidayat Audio, Bandung. Beli album ini bukan mau didengerin, tapi dalam upaya pencarian akustik bassline nya John Heard, di ambil sample nya dengan sampler 6 seconds butut merek numark, lalu di loop dan di kasih beat. Match di gabung dengan salah satu pattern gitar Harry Roesli & DKSB berjudul "Lagu Rimba". Alhasil jadinya mirip banget sama 'Niggaz 4 life' nya NWA, yang baru keluar lima tahun kemudian (1991).

Bubi di Amerika

Bubi Chen "Bubi di Amerika" (1984)Side 1
  1. All Blues ( Miles Davis )
  2. Things Ain't What They Used To Be ( Duke Ellington / J. Mercer )
  3. I Can't Get Started ( D. Vernon / I. Gershwin )*
  4. How High The Moon ( Lewis/Hamilton )
  5. Autumn Leaves ( J. Kosma/J. Mercer )
Side 2

  1. C Jam Blues ( Duke Ellington )*
  2. Someday My Princ Will Come ( F. Churchill / L. Morey )*
  3. Body And Soul ( E. Heyman / R. Sour / J. Green / Eyton )
  4. Jango ( J. Lewis )
  5. Oleo ( S. Rollins )
Bubi Chen: Piano Akustik
John Heard: Bass Akustik
Albert "Tootie" Heath: Drums

* Bubi Chen: Piano Akustik
Paul Langosh: Bass Akustik



Beli Album ini tahun '86 di Hidayat Audio, Bandung. Beli album ini bukan mau didengerin, tapi dalam upaya pencarian akustik bassline nya John Heard, di ambil sample nya dengan sampler 6 seconds butut merek numark, lalu di loop dan di kasih beat. Match di gabung dengan salah satu pattern gitar Harry Roesli & DKSB berjudul "Lagu Rimba". Alhasil jadinya mirip banget sama 'Niggaz 4 life' nya NWA, yang baru keluar lima tahun kemudian (1991).