1. Push and Pull - Rufus Thomas Dari album "Do The Funky Chicken", satu yang terbaik dari koleksi bapakku saat itu. Sangat berbeda diantara koleksinya yang kebanyakan sejenis Paul Mauriat atau Engelbert Humperdinck. Lagu ini paling exciting buat saya di usia TK saat itu, mengalahkan Adi atau Chicha Koeswoyo. Begitu pula para siblings, Selalu jingkrak setiap kali bapakku memutar lagu ini, dan entah kenapa reaksi saya paling heboh dan bisa tiba tiba lari mengelilingi meja makan jika mendengar lagu ini, yang saya pahami sekarang sebagai letupan funk yang spontan. Ada spirit pembebasan dan “pembangkangan pada pattern” yang saya rasakan dalam lagu-lagu Rufus, dibanding lagu lagu koleksi bapakku yang lain seperti Tom Jones dan Humperdinck yang sangat "taat azas", Rufus Thomas begitu bebas dan meledak ledak di kuping saya. 2. Calypso Breakdown – Ralph Mac Donalds Kakak perempuanku tumbuh di era “Saturday Night Fever”. Ia lebih suka lagu-lagu Beegees ketimbang lagu lagu lain di album soundtrack ini, itulah yang terus diputarnya berulang ulang. Suatu ketika, entah kenapa ia membiarkan lagu demi lagu terus berjalan tanpa mengulang Bee Gees, sampai akhirnya lagu Calypso Breakdown ini sampai juga ke kupingku. Langsung jatuh hati begitu mendengarnya. Sebagai fan, saya mulai mengumpulkan poster poster nya, termasuk guntingan Koran dan majalah. Ralph juga memperkenalkanku pada LP dan Martin Cohen. Hampir semua poster poster Ralph adalah hasil foto Martin Cohen, fotografer yang juga boss instrumen perkusi “LP” yang dipakai Ralph. Setiap mau tidur, kutatap poster Ralph di dinding, sambil mendengar Calypso Breakdown di headphone. 3. Make It Funky - James Brown 4. Who Made Who - AC/DC Sudah suka dengan lagu ini sebelum nonton Maximum Overdrive, setelah nonton film itu 5 tahun kemudian (1987), makin ngefans aja. Dalam film ini pertama kalinya Stephen King menjadi director. Justru dengan predikat King sebagai “the worst director“ dan “moron movie” untuk film ini, makin keren film ini buat saya. Pol banget, terutama penggambaran evil spirit pada scene dimana lagu “Who made Who” itu keluar, betul betul dejavu, persis dengan apa yang saya gambarkan sebelum nonton. Dalam Who made Who dan Maximum Overdrive saya mendapatkan black humor yang berlimpah, dan tetap inspiring sampai sekarang. 5. Rock Lobster - B-52’s Pertama dengar dari kaset kompilasi berjudul “NEW WAVE Vol. III”, bajakan resmi keluaran Aquarius. 6. Black Sabbath - Black Sabbath 7. Iron Horse - Motorhead 8. Kabaya Beureum - Kliningan Banjet, Awang Awangsih 9. Peter Piper - Run DMC “Everything could be a weapon if you hold it right”, begitu kira kira kesan yang saya tangkap dari lagu ini, mengutip aphorism Anni DiFranco. Dengan hanya bermodal sebuah LP Bob James berjudul “Take Me To The Mardi Gras”, turntables dan sebuah drum machine, Jam Master Jay merakit kembali part part lagu tsb. menjadi sebuah new bomb. 10. She Watch Channel Zero - Public Enemy
Terdapat di album “It Takes a Nation Of Millions To Hold Us Back”, yang pada saat rilis, sangat sulit mendapatkannya di Indo. Untuk dapat LP nya saja harus pesan pada seorang kawan di US. Boleh dibilang hampir tidak ada yang perduli dengan Public Enemy di tahun tahun awal kemunculannya, termasuk di lingkungan kawan kawan yang saat itu sedang khusyuk dengan trend heavy metal.
Dibuka dengan speech [Flavor Flav:] “You're blind baby you're blind from the facts on who you are 'cause you're watchin' that garbage !”, disusul dengan sample loop “Angel Of Death” (Slayer), langsung menancap di jantung dan selalu bikin merinding sampai sekarang. Tanpa disadari lagu ini telah membentuk perspektif saya tentang trend, media, dan TV khususnya.
No comments:
Post a Comment